Selasa, 09 September 2014

Nih... Mal Terbesar Kedua di Uni Emirat Arab!

:
www.cnn.com
Memuat 400 toko, Yas Mall akan menjadi pusat perbelanjaan terbesar kedua di Uni Emirat Arab. Pengembang berharap, mal ini akan menyaingi kesuksesan Dubai Mall yang luasnya dua kali lipat Yas Mall, yakni 502.000 meter persegi.

KOMPAS.com - Di sebuah pulau buatan di Timur Tengah, sebuah super mall paling baru akan berdiri. Di dalamnya akan ada air mancur, layar plasma raksasa yang menampilkan iklan-iklan, eskalator raksasa. Yang kurang dari suasana hanyalah para pengunjungnya.

Tetapi, pada November nanti, mal bernama Yas Mall Abu Dhabi seluas 235.000 meter persegi itu akan dibuka untuk 20 juta pengunjung setiap tahunnya.

"Ini hanya estimasi sederhana," kata Mohammed Khalifa Al Mubarak, CEO Aldar Properties, yakni pengembang yang membangun desain mal tersebut.

Memuat 400 toko, Yas Mall akan menjadi pusat perbelanjaan terbesar kedua di Uni Emirat Arab. Pengembang berharap, mal ini akan menyaingi kesuksesan Dubai Mall yang luasnya dua kali lipat Yas Mall, yakni 502.000 meter persegi.

"Lima tahun terakhir perkembangan Dubai Mall dan Mall of the Emirates sangat besar. Keduanya, menjadi destinasi pengunjung," kata Al Mubarak.

Sementara itu, di Abu Dhabi tidak ada mal semacam itu. Abu Dhabi juga tak punya pengunjung sehingga perlu satu destinasi seperti Yas Mall, yang bisa memenuhi kebutuhan Abu Dhabi.

Kemewahan pusat perbelanjaan terbaru ini adalah fitur terbaru di Yas Island, yaitu sebuah tujuan wisata yang nilainya 40 miliar dollar AS di lepas pantai Abu Dhabi. Dibuka pada 2009 lalu, pulau tersebut mengusung sirkuit Formula Satu, taman air, dan "Dunia Ferrari" yang di dalamnya terdapat roller coaster tercepat di dunia.

Tahun lalu, kota ini berada pada peringkat ke-18 di dunia dalam bidang ruang ritel baru. Sebelum adanya pengunjung, Al Mubarak bahkan telah membicarakan tentang perluasan Yas Mall.

"Kita tak mungkin menampung seluruh penjual yang kami inginkan di sini, jadi kami telah merencanakan fase kedua," kata dia.

Abu Dhabi adalah kota berkembang. Perkembangannya pada pembangunan dan perkembangan demografi. Al Mubarak sendiri berupaya memenuhi ritelnya untuk berbagai aspek.

Namun, fenomena pertumbuhan itu juga diikuti kerugian. Aldar memiliki hutang 13,7 miliar dirham atau 3,7 miliar dollar AS pada tahun lalu, kemudian bergabung dengan pesaingnya, Sorouh Real Estate.

"Kami mengatur hutang semampu kami, dan kami meneruskan perusahaan pengembangan," kata Al Mubarak.

Dia juga mengatakan, tahun lalu perusahaannya kehilangan dua proyek utama yang telah terjual.

0 komentar:

Posting Komentar