Salah satu penyebab kenaikan harga rumah dan tanah di DKI Jakarta adalah sudah diterapkannya kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) bumi dan bangunan untuk tahun pajak 2014 atau mulai berlaku sejak Januari hingga Agustus tahun ini. Sebagai informasi, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama berencana memberlakukan kenaikan NJOP tanah di kisaran 120-240% sesuai lokasinya pada Februari kemarin.
Kenaikan NJOP tak hanya berdampak pada kenaikan pembayaran PBB namun berdampak pada kenaikan setoran pajak dalam setiap transaksi properti (PPh dan PPN). Pria yang akrab disapa Ahok ini mengatakan, kebijakan ini dibuat untuk menyelaraskan harga tanah di pasaran.
Perencana Keuangan ZAP Finance T Rini Triastuti mencoba mengulas perkembangan harga properti di DKI Jakarta seperti dikutip detikFinance dari situs resminya, Minggu (7/9/2014).
Untuk pasar kondominium, dikutip dari situs www.ciputraentrepreneurship.com, tidak mengalami kenaikan yang signifikan dengan kisaran harga untuk kondominium lower-middle dipatok rata-rata Rp 10-15 juta per meter persegi atau sekitar Rp 300-500 juta per unit. Kondominium middle berada di kisaran Rp 20 juta per meter persegi. Sedangkan untuk kondominium upper dibanderol Rp 30 juta per meter persegi dan kondominum high-end berada di kisaran Rp 35-40 juta per meter persegi.
Masih dalam survei tersebut, proyek kondominium baik under construction maupun yang siap jual hingga 2017 mencapai 53.650 unit dan 73% di antaranya telah terjual. Permintaan terhadap kondominium berpusat di kawasan Jakarta Barat seperti Puri Indah dan Jakarta Utara seperti Kelapa Gading serta di kawasan Jakarta Selatan di Kebayoran dan sekitar TB Simatupang.
Untuk prospek pasar properti di DKI Jakarta ke depan, wilayah Jakarta Timur akan menjadi tujuan investasi properti pada 2015. Hasil penelitian Jones Lang LaSalle (JLL) menyebutkan, perkembangan properti di Jakarta Timur didominasi oleh perkantoran, rumah kantor (rukan), dan perumahan.
Jakarta Garden City merupakan mega proyek yang dikembangkan oleh PT Modernland Realty Tbk (MDLN) di Cakung Timur, Jakarta Timur. Kawasan tersebut masih menawarkan harga properti yang terjangkau yaitu Rp 8-9 juta per meter persegi untuk kavling residensial dan Rp 12 juta per meter persegi untuk kavling komersial. Dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang, diproyeksikan harga properti akan naik 100% menjadi sektar Rp 18 juta per meter persegi.
Pengamat properti mengatakan, Jakarta Timur sudah saatnya berkembang. Ketika di Jakarta Barat dan Selatan sudah sangat berkembang, sementara Jakarta Utara sudah tak ada lahan, maka giliran Jakarta Timur yang lahannya masih banyak mendulang potensi besar.
Bagi Anda yang ingin memulai investasi di properti, semoga data-data di atas dapat membantu dalam mengambil keputusan. Selamat berinvestasi.
0 komentar:
Posting Komentar