Selasa, 23 September 2014

BI: Harga Rumah di Indonesia Naik Tipis


 Jakarta - Bank Indonesia menyatakan harga rumah selama triwulan kedua tahun ini naik tipis dibanding kuartal sebelumnya. Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia Hendy Sulistiowaty mengatakan, pada triwulan kedua 2014, pertumbuhan harga rumah rata-rata 1,69 persen. Adapun pada kuartal sebelumnya, kenaikan harga rumah sebesar 1,45 persen.

Meski naik tipis, kenaikan harga rumah year-on-year justru melambat. "Secara year-on-year melambat dari 7,92 persen menjadi 7,40 persen," ujar Hendy di gedung Bank Indonesia, Rabu, 13 Agustus 2014.

Melambatnya kenaikan harga rumah, tutur Hendy, tak mempengaruhi sektor properti. Dia optimistis, pada kuartal ketiga 2014, pertumbuhan sektor properti tetap positif, meski masih melambat.

Bank Indonesia memperkirakan indeks harga properti pada triwulan III adalah 0,89 persen. Kenaikan ini lebih rendah dibanding indeks harga properti pada kuartal II, yaitu 1,69 persen. "Secara year-on-year, kenaikan harga pada kuartal III adalah 5,93 persen," katanya.

Kenaikan herga terbesar selama kuartal II 2014 terjadi pada rumah tipe kecil, yaitu 2,09 persen, dari sebelumnya 1,90 persen pada kuartal pertama 2014. Sedangkan pertumbuhan kenaikan harga tipe rumah menengah tercatat dari 1,65 persen pada kuartal I 2014 menjadi 1,79 persen di kuartal II 2014. Pertumbuhan harga rumah tipe besar hanya tercatat pada angka 0,80 persen pada kuartal I 2014 menjadi 1,20 persen di kuartal II 2014.

Melonjaknya harga rumah hampir terjadi di seluruh kota di Indonesia. Survei Bank Indonesia mengenai perkembangan properti residensial dilakukan secara triwulan dengan 14 kota yang di survei. Namun sampel survei bertambah menjadi 16 kota sejak triwulan I 2014.

Rata-rata kenaikan harga rumah versi Bank Indonesia ini berbeda dengan hasil survei lembaga konsultan independen global, Knight Frank Asia Pacific. Dalam hasil surveinya yang dirilis pekan lalu, pada periode Juni 2013, kenaikan harga properti perumahan primer di Jakarta tertinggi di dunia. Ini berbeda dengan kenaikan harga properti pada Juni 2014. Knight Frank Asia Pasifik menyatakan, pada periode itu, harga di Jakarta melonjak 27,3 persen.

0 komentar:

Posting Komentar