Dia menjelaskan, kenaikan harga properti tergantung pada funding perbankan ke Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan developer. Mengacu pada rencana bisnis bank, Joshua meyakini pembiayaan bank untuk sektor properti masih kencang.
Aturan Bank Indonesia tentang uang muka minimal KPR, kata Joshua, tak memperlambat pertumbuhan kredit properti. "Kalau berminat, meski ada aturan uang muka, tetap beli."
Ekonom senior UBS, Edward Teater menjelaskan, kenaikan harga properti mencerminkan baiknya pertumbuhan ekonomi domestik. "Orang makin punya akses pada properti," ujarnya.
Hanya saja, dia membenarkan dalam jangka panjang, ada risiko harga properti melambung di atas kemampuan masyarakat sehingga harga bisa anjlok. "Jika tumbuh terlalu cepat dan harga naik terlalu tinggi, ada risiko ke depan," ujarnya. Harga tak terjangkau lalu berbalik anjlok.
Sebelumnya, Head of Global Market HSBC, Ali Setiawan, mengakui bisnis KPR masih sangat kompetitif ke depan. Bank-bank menyalurkan kredit secara agresif dan menawarkan bunga rendah.
0 komentar:
Posting Komentar