Senin, 02 April 2012
Strategi Pemasaran Properti : BERBUAH SEKALI LALU MATI
Strategi Memberdayakan Sales Force
BERBUAH SEKALI LALU MATI
- Saya punya sepupu yang baru lulus kuliah dan bekerja di sebuah maskapai asuransi. Saya tahu dia bekerja di maskapai asuransi karena akhir Pebruari 2012 yang lalu dia mengunjungi saya dan menawarkan polis asuransinya.
Eh, awal April 2012 dia kontak saya kok mengaku sudah nganggur dan minta job. Saya tanya kenapa tak dilanjut kerja di asuransi? Jawabnya; jualan polis susah. Selama 2 bulan kerja cuma bisa jual 2 polis saja. Sebulan 1 polis. Yang beli polis adalah kakak tunangannya, dan satunya lagi ortu sahabatnya. Setelah itu dia susah cari prospek lagi.
Hmm .... Kerja 2 bulan menjual 2 polis. Tidak produktif, lalu memilih keluar. Tapi tak bisa disebut gagal karena jelek-jelek bisa menjual 2 polis juga lho.
Pembeli polisnya bukan orang luar yang tidak dikenal sama sekali dan kemudian diprospek sampai closing. Pembelinya adalah calon kakak iparnya sendiri. Pasti tunangannya membantu menjual polis ke kakaknya. Dan satu lagi ortu sahabatnya. Semuanya berada di ring 1 (pihak yang sudah dikenal dengan baik sebelumnya).
Sobat properti, kasus yang dialami sepupu saya itu sering terjadi di dunia marketing. Banyak orang yang tak punya minat dan talent di bidang pemasaran, tapi terjebak masuk menjadi sales karena perlu pekerjaan. Sempat produktif 1 atau 2x lalu putus asa dan mundur mencari peluang lain.
Nah, kenapa kita tidak memanfaatkan orang-orang yang terjebak dalam kondisi bingung mencari pekerjaan seperti itu sebagai sales force kita???
Pasang saja iklan seperti ini;
DEVELOPER MENCARI STAF DENGAN SYARAT; D3/S1, KOMUNIKATIF, BISA MS OFFICE, USIA MAX 35. KIRIM LAMARAN KE .............
Ingat, iklan disamarkan jangan sampai mengarah ke profesi sales, atau terkesan iklan MLM, karena dua hal tersebut saat ini kurang begitu diminati pelamar pekerjaan. Kalau lowongan kerjanya 'seolah-olah' mencari staf kantoran, biasanya diserbu pelamar.
Jika pelamar sudah terkumpul kisaran 30 - 50 orang, undanglah dan kumpulkan mereka pada hari/waktu/tempat tertentu untuk dibriefing dan diberi penawaran untuk menjadi sales force kita dengan jabatan MARKETING EXECUTIVE alias Staf Pemasaran Lepas. Ada embel-embel STAF, setidaknya tidak menyimpang dari bunyi iklan lowongan kerja.
Janjikan marketing fee yang menarik, misal Rp 1.500.000/unit (syukur bisa lebih, yang penting dialokasikan terlebih dahulu budgetnya di Action Plan) dengan cara pembayaran ;
- Rp 250.000 diklaim saat konsumen membayar Uang Tanda Jadi.
- Rp 1.250.000 diklaim saat konsumen sudah AJB/akad kredit.
Marketing Executive yang produktif alias berhasil menjual minimal 1 unit dalam 1 bulan, berhak mendapat uang makan dan uang transport Rp 500.000 di bulan tersebut. Tidak menjual 1 unitpun berarti tak berhak klaim uang makan/transport apapun.
Motivasilah mereka. Bekali mereka dengan product knowledge dan berbagai benefit yang dimiliki produk properti anda. Berikan marketing tools seperlunya.
Mungkin separoh dari pelamar tadi kecewa dan tak interest dengan peluang yang ditawarkan sebagai Marketing Executive. Tapi setidaknya mereka sudah mendengar dan mengetahui produk kita, dan membantu mengabarkan produk kita ke orang-orang disekitarnya.
Mungkin separoh dari pelamar tertarik dengan peluang yang kita tawarkan, dan akan mencoba menjalankan profesi sebagai pemasar produk kita, dengan tujuan memburu marketing fee dan uang makan/transport.
Mungkin dari belasan atau puluhan pelamar yang bersedia mengambil peluang menjadi Marketing Executive tadi hanya ada 3 - 5 orang yang produktif dan berhasil menjual. Sisanya gagal menjual.
Jika ada 3 - 5 orang yang produktif dan berhasil menjual 1 atau 2 unit saja dan selanjutnya mereka kehabisan prospek dan mundur dari jabatannya sebagai Marketing Executive, lumayan bukan jika 3 - 5 orang tadi berkontribusi membukukan angka penjualan sejumlah 3 s/d 10 unit dalam bulan berjalan?
Lakukan hal yang sama sebulan 2x. Biaya yang anda keluarkan cuma pasang iklan baris lowongan kerja, ditambah menyediakan snack/konsumsi pada saat melakukan briefing ke pelamar-pelamar yang dikumpulkan.
Jika ada 30 - 50 pelamar yang anda kumpulkan, dan kemudian hanya 10% saja yang produktif sesaat dan setelah itu tumbang, tak ada ruginya bagi kita. Setidaknya mereka pernah menjual 1 atau 2 unit.
Kumpulkan lagi 50 pelamar berikutnya, dibriefing, dimotivasi. Kumpulkan lagi 50 pelamar selanjutnya, dibriefing, dimotivasi. Begitu seterusnya. Ini hanya memainkan strategi Turn Over saja. Angka pertumbuhan pencari kerja itu terus bertambah dari waktu ke waktu. Manfaatkan mereka. Berdayakan mereka sebagai sales force anda. Sekali produktif lalu non aktif. Berbuah sekali lalu mati.
Selamat mencoba Strategi Pemasaran Properti ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar